Teman Tapi Teman

9:15 PM


“Terimakasih, kamu pernah hadir walau sesaat dan membuat hari-hariku menjadi lebih berwarna. Aku bahagia. Aku senang bisa mengenalmu. Kita pernah saling bertukar pikiran bahkan sampai bertukar cerita tentang perasaan kita masing-masing.

Tak disangka memang jika kita akan kembali menjadi dua orang asing yang terlihat seperti tidak pernah menyimpan perasaan satu sama lain.

Selama ini aku memang seperti berada di depan pintu, ingin masuk tapi aku ragu, ingin pergi tapi aku tidak sanggup.

Aku tidak apa apa. Aku tidak pernah sanggup membicarakan segala hal menyesakkan yang berkaitan denganmu.

Selama ini aku mencoba bersabar menungggu segala hal kepastian darimu. Tapi sebenarnya ini adalah kepastian. Kepastian bahwa aku tidak akan pernah memiliki kepastian darimu. Apa kau tau? Di hatiku ada luka yang sedang berbicara. Munafik. Itu yang aku rasakan saat ini.

Aku seperti orang munafik yang mengakatan tidak pada semua orang padahal dihati aku menyimpan segala rasa sakit yang tertata rapi. Aku mencoba setegar mungkin agar terlihat seperti biasa saja.

Jari jemariku selalu lebih dulu ingin mengutarakan rasa sakitnya dalam sebuah coretan yang sederhana ini. Aku menanggapi hal ini seperti sebuah teguran bahwa aku tidak seharusnya menyimpan perasaan ini.

Hal yang aku takuti ketika aku jatuh cinta adalah jatuh secara cepat diwaktu yang tidak tepat. Kamu adalah penyemangatku saat ini, kamu yang membuat aku menyadari bahwa di dunia ini ada orang yang membutuhkanku. Tapi sekarang, sudahlah tidak ada artinya lagi aku seperti ini. Karena aku hanyalah teman di dekatmu, tidak lebih dan tidak akan pernah melebihi status itu.”

_______________________________________________________


You Might Also Like

0 coment�rios

recent posts

About Me